Berbagi Pengetahuan

Rabu, 14 November 2012

4 Tips Agar Fokus

Pernahkah anda bertekad dengan sangat kuat menyelesaikan suatu pekerjaan yang terbengkalai esok hari, namun besok malamnya anda berakhir dengan tekad yang sama untuk mengerjakan pekerjaan yang sama juga? Hayo bingung ya? Kalau anda mengerti maksudku, berarti anda termasuk orang yang fokus *thumbs up*

tips agar fokus
Biasanya setelah mendapatkan motivasi anda akan merasa terisi dengan energi yang kuat untuk melakukan action. Tapi setelah beberapa lama energi kuat itu akan tergerus oleh dua hal - "komitmen" dan "fokus".

Komitmen adalah ketetapan hati untuk melakukan suatu niat sementara fokus adalah ketetapan otak/fikiran untuk tetap melaksanakan pekerjaan sesuai komitmen.

Posting kali ini, aku ingin mengingatkan diriku sendiri dan anda tentang bagaimana agar bisa tetap fokus :

1. Menyusun Rencana


Penyebab utama hilangnya fokus adalah perencanaan yang buruk. Aku sering menemui keadaan dimana pekerjaan menjadi terbengkalai karena perencanaan yang tidak matang. Bahkan lebih buruk lagi, tanpa rencana sama sekali.

Failing to plan is planning to fail

2. Menghayal pada saatnya


Siapa yang tidak tahu nikmatnya berkhayal? Saat imajinasi menjadi sangat kreatif, anda merasa bisa jadi apa saja. Tapi sisi buruk dari berkhayal adalah susahnya untuk fokus. Berkhayal membuat otak menjadi santai, tapi saat anda dalam situasi dimana harus konsentrasi, saat meeting contohnya, berkhayal tentu bukanlah hal yang tepat dilakukan.

3. Singkirkan Distraksi


Facebook dan Twitter adalah contoh distraksi terkuat untuk kebanyakan orang. Situs-situs berita dan hiburan juga memberikan andil yang besar membuat orang tidak fokus saat bekerja. Ini bukan pekerjaan mudah, karena kita sedang berhadapan dengan keinginan kuat dalam diri sendiri. Tapi kita tahu bahwa cara paling baik untuk tetap fokus adalah menyingkirkan semua sumber pengalihan (distraksi/distraction) selama waktu pekerjaan.

4. Istirahat


Fokus pada suatu hal untuk waktu yang lama pasti akan membuat otak kelelahan. Masuk akal tentunya jika istirahat masuk dalam daftar upaya agar bisa tetap fokus. Yang perlu diingat adalah jangan istirahat sebelum lelah. Hanya pemalas yang lebih banyak istirahatnya dibanding kerjanya.

Aku rasa ada hal-hal lain yang membuat aku dan anda sulit untuk fokus, silahkan ditambahkan ;)


Selengkapnya »»  

Jumat, 20 Januari 2012

Komitmen Terhadap Goal

Lomba maraton internasional 1986 di New York diikuti ribuan pelari dari seluruh dunia. Lomba ini berjarak 42 km mengelilingi kota New York. Jutaan orang di seluruh dunia menyaksikan acara ini melalui televisi secara langsung.

Ada satu orang peserta yang menjadi pusat perhatian di lomba tersebut, yaitu Bob Willen. Bob seorang veteran perang Vietnam. Ia kehilangan kedua kakinya karena terkena ranjau saat perang. Untuk berlari, Bob menggunakan kedua tangannya untuk melemparkan badannya ke depan.

Lomba pun dimulai. Ribuan orang mulai berlari secepat mungkin ke garis finish. Wajah mereka menunjukkan semangat yang kuat. Para penonton terus bertepuk tangan mendukung para pelari. 5 km telah berlalu. Beberapa peserta mulai kelelahan, mulai berjalan kaki. 10 km berlalu. Saat ini mulai nampak siapa yang mempersiapkan diri dengan baik, dan siapa yang hanya sekedar ikut untuk iseng-2. Beberapa yang kelelahan memutuskan untuk berhenti dan naik ke bis panitia.

Sementara hampir seluruh peserta telah berada di kilometer ke-5 hingga ke-10, Bob Willen masih berada di urutan paling belakang, baru saja menyelesaikan kilometernya yang pertama. Bob berhenti sejenak, membuka kedua sarung tangannya yang sudah koyak, menggantinya dengan yang baru, dan kemudian kembali berlari dengan melempar-lemparkan tubuhnya ke depan dengan kedua tangannya.

Ayah Bob yang berada bersama ribuan penonton lainnya tak henti-hentinya berseru “Ayo Bob! Ayo Bob! Berlarilah terus”. Karena keterbatasan fisiknya, Bob hanya mampu berlari sejauh 10 km dalam satu hari. Di malam hari, Bob tidur di dalam sleeping bag yang telah disiapkan oleh panitia yang mengikutinya.

Empat hari telah berlalu, dan kini adalah hari kelima bagi Bob Willen. Tinggal dua kilometer lagi yang harus ditempuh. Hingga suatu saat, hanya tinggal 100 meter lagi dari garis finish, Bob jatuh terguling. Kekuatannya mulai habis. Bob perlahan-2 bangkit dan membuka kedua sarung tangannya. Nampak di sana tangan Bob sudah berdarah-darah. Dokter yang mendampinginya sejenak memeriksanya, dan mengatakan bahwa kondisi Bob sudah parah, bukan karena luka di tangannya saja, namun lebih ke arah kondisi jantung dan pernafasannya.

Sejenak Bob memejamkan mata. Dan di tengah2 gemuruh suara penonton yang mendukungnya, samar-samar Bob dapat mendengar suara ayahnya yang berteriak “Ayo Bob, bangkit! Selesaikan apa yang telah kamu mulai. Buka matamu, dan tegakkan badanmu. Lihatlah ke depan, garis finish telah di depan mata. Cepat bangun! Jangan menyerah! Cepat bangkit !!!”

Perlahan Bob mulai membuka matanya kembali. Garis finish sudah dekat. Semangat membara lagi di dalam dirinya, dan tanpa sarung tangan, Bob melompat- lompat ke depan. Dan satu lompatan terakhir dari Bob membuat tubuhnya melampaui garis finish. Saat itu meledaklah gemuruh dari para penonton yang berada di tempat itu. Bob bukan saja telah menyelesaikan perlombaan itu, Bob bahkan tercatat di Guiness Book of Record sebagai satu-satunya orang cacat yang berhasil menyelesaikan lari marathon.

Di hadapan puluhan wartawan yang menemuinya, Bob berkata “SAYA BUKAN ORANG HEBAT. ANDA TAHU SAYA TDAK PUNYA KAKI LAGI. SAYA HANYA MENYELESAIKAN APA YANG TELAH SAYA MULAI. SAYA HANYA MENCAPAI APA YANG TELAH SAYA INGINKAN. KEBAHAGIAAN SAYA DAPATKAN ADALAH DARI PROSES UNTUK MENDAPATKANNYA. SELAMA LOMBA, FISIK SAYA MENURUN DRASTIS. TANGAN SAYA SUDAH HANCUR BERDARAH-DARAH. TAPI RASA SAKIT DI HATI SAYA TERJADI BUKAN KARENA LUKA ITU, TAPI KETIKA SAYA MEMALINGKAN WAJAH SAYA DARI GARIS FINISH. JADI SAYA KEMBALI FOKUS UNTUK MENATAP GOAL SAYA. SAYA RASA TIDAK ADA ORANG YANG AKAN GAGAL DALAM LARI MARATON INI. TIDAK MASALAH ANDA AKAN MENCAPAINYA DALAM BERAPA LAMA, ASAL ANDA TERUS BERLARI. ANDA DISEBUT GAGAL BILA ANDA BERHENTI. JADI, JANGANLAH BERHENTI SEBELUM TUJUAN ANDA TELAH TERCAPAI”

Selengkapnya »»  

Selasa, 04 Oktober 2011

Lebih Baik Diridhoi daripada Sekedar Diizinkan

Segala hal yang terjadi di muka bumi ini, termasuk yang terjadi dari hasil buah karya manusia (baik itu karya berfikir, karya hati, maupun karya perilaku), tentu dapat terjadi karena Allah SWT mengizinkannya terjadi. Entah hal itu baik atau positif maupun buruk atau negatif. Namun dari semua hal yang diizinkan terjadi itu, belum tentu Allah SWT meridhoinya terjadi. Keridhoan Allah SWT ini berhubungan dengan suka tidak sukanya Allah SWT terhadap apa yang terjadi itu. Sebagai yang Maha Baik tentu hanya hal yang baiklah yang disuka oleh-Nya. Allah SWT tentu akan ridho pada perilaku atau perbuatan baik (amal ma'ruf) manusia. Dan keridhoan-Nya pada perilaku manusia itupun kemudian yang menjadi faktor dirihoi oleh-Nya pula manusia mendapat kebaikan hidup di dunia maupun akhirat. Yupz, tentu yang lebih baik adalah diridhoi daripada sekedar diizinkan bukan?

Saya jabarkan sedikit tentang segala karya manusia : Ketika manusia berpikir (karya fikir), tentu apa yang dipikirkannya itu ada adalah atas izin-Nya. Ketika pikiran itu buruk (prasangka buruk, pemikiran picik, dsb) maka Allah SWT tentu hanya sekedar mengizinkan pikiran itu bebas ada di dalam pikiran manusia, namun Sang Maha Baik itu tentu tidak ridho ada keburukan terjadi, termasuk yang terjadi di pikiran manusia. Begitupun segala hal yang terjadi di dalam hati (karya hati) manusia, Dia izinkan semua pilihan perasaan ada dalam hati manusia, juga diizinkan segala niat, kepercayaan atau iman bernaung di hati manusia, namun belum tentu dirihoi-Nya. Dan ketidakridhoan-Nya tentu akan ada saat manusia mencintai nafsu, mencintai hal yang dibenci dan dilarang oleh Allah SWT, atau memiliki niat yang tidak baik, atau beriman pada yang selain dari Allah SWT, dll. Segala perbuatan (karya perilaku) manusia pun akan terjadi dan bisa terlakukan karena izin-Nya, namun tidak semua mendapat ridho-Nya. Dan dari semua hal di atas pun tentu tetap yang lebih baik adalah diridhoi daripada sekedar diizinkan bukan?

Selain apa yang terjadi dari karya manusia, segala yang ada di muka bumi ini pun ada karena izin-Nya. Seperti manusia dalam kehidupannya di dunia yang diizinkan oleh Allah SWT mendapatkan banyak hal. Hal yang didapatkan manusia itu ada yang baik dan ada juga yang buruk. Yang manusia dapat itu bisa rizqi (baik rizqi harta, ilmu, kesehatan, dll), bisa juga segala hal yang indah, bagus, nyaman, atau masalah, kesedihan, musibah, kehilangan (baik harta, nyawa orang terkasih, ketenangan hidup, hak asasi, dll). Dan penilaian baik atau buruknya tentu tidak bisa sekedar dipandang dari kaca mata manusia, karena yang baik menurut manusia belum tentu baik bagi Allah SWT, begitupun yang buruk dan sebaliknya. Namun yang pasti semuanya itu dapat ada dan sampai pada manusia atas izin-Nya, dan belum tentu diridhoi-Nya. 

Misalnya ketika manusia diberikan musibah, tentu itu adalah sebuah keburukan menurut manusia. Dan Allah mengizinkan terjadi sebuah musibah bukan Dia ridho hamba-Nya menderita dalam musibah, tetapi mungkin ada nilai hikmah yang baik dari musibah itu untuk manusia, karena kemahakasih-Nya yang tiada mungkin menganiaya hamba-Nya. Dan kemudian ketika manusia itu tetap dalam ketaqwaan dan keimanan ketika mendapat musibah, keridhoan Illahi untuk menggantikan yang lebih baik kemudian adalah yang paling baik bukan. 

Begitupun ketika manusia mendapatkan rizqi (apapun bentuknya, misalnya harta atau rizqi pujian, atau rizqi mendapatkan kedudukan yang baik di masyarakat, atau dianggap baik perilakunya oleh masyarakat, dll). Allah SWT tentu mengizinkan terjadi, namun belum tentu merihoinya terjadi, apalagi jika di dalam rizqi itu ada hal buruk, yang ternyata tidak baik tapi dianggap baik karena berbagai alasan manusia, atau yang melanggar hukum, melanggar ketentuan Allah, menganggu hak asasi manusia, dsb. Dan keburukan bagi Allah SWT yang diizinkan-Nya terjadi tentu hanya akan membuat manusia pada akhirnya mendapatkan keburukan yang setimpal dengan yang diperbuatnya, walau menurut manusia sebelumnya ia mendapat kebaikan yang ternyata buruk di akhirnya. Maka kerihoan Allah SWT pun begitu penting bagi manusia, terutama keridhoan-Nya agar manusia mendapatkan hal yang benar-benar baik di mata-Nya, di dunia dan akhirat. Sekali lagi dapat dikatakan bahwa yang lebih baik adalah diridhoi daripada sekedar diizinkan bukan?

Keridhoan Allah SWT tentu pada kebaikan, untuk kebaikan, dan hanya kebaikan. Manusia hanya perlu cermin diri untuk meraba ridho-Nya, yang tentunya cermin itu harus disandingkan dengan segala kebaikan ajaran agama, kebaikan akhlak, keimanan dan ketaqwaan pada-Nya.
Selengkapnya »»  

Senin, 19 September 2011

Asma' binti Abu Bakar Ash-Shiddiq ra.huma.


Ibunya bernama Qutayrah binti Abu Uzza dari Bani Amir bin Lu’ai. Dia adalah saudara kandung Abdullah bin Abu Bakar ra. Asma’ telah dilahirkan 27 tahun sebelum Hijriyah. Usianya lanjut, sehingga dia wafat pada tahun ke-73 sesudah Hijriyah. Berarti usianya genap satu abad.
Dari masa jahiliyah hingga ke masa pemerintahan Bani Umayyah. Semenjak permulaan Islam, Asma’ telah banyak membantu perjuangan Nabi SAW beserta ayahnya. Ketika Rasulullah SAW dan Abu Bakar ra. dikejar-kejar oleh kafir-kafir Quraisy, keduanya bersembunyi di gua Tsur, maka setiap petangnya, Asma’ binti Abu Bakar seorang diri telah datang ke tempat persembunyian itu untuk membawa makanan dan minuman untuk Nabi SAW serta ayahnya. Pada malam ketiga, Asma’ juga telah datang ke tempat persembunyian Rasulullah SAW dengan membawa seorang penunjuk jalan, yaitu Abdullah bin Uraiqith. Kemudian Nabi SAW bersama sahabatnya meninggalkan gua itu untuk melanjutkan perjalanan. Sedangkan Asma’ membawakan bungkusan makanan bagi mereka. Dan karena dia tidak menemukan tali untuk mengikat makanan itu pada unta, maka ia membuka tali ikat pinggangnya, lalu disobeknya menjadi dua utas tali. Yang satu dijadikan ikat makanan kepada unta, dan yang lain diikatkan pada pinggangnya. Dan sejak itulah dia telah dikenal dengan panggilan ‘Wanita yang mempunyai dua ikat pinggang’.
Setelah berkhidmat dan membantu perjuangan Nabi SAW ketika berhijrah ke Madinah, Asma’ segera kembali ke rumahnya. Namun, belum sempat Asma’ tiba di rumahnya, beberapa orang kaum Quraisy dengan diketuai oleh Abu jahal, sudah berada di belakangnya. Asma’ ditanya dengan berbagai pertanyaan. Tetapi dia tetap menjawab, ‘Saya tidak tahu.’ Hal itu telah membuat Abu Jahal marah, lalu dia menampar Asma’ dengan tangannya yang kasar itu. Lantaran tamparan itu terlalu kuat, sehingga anting-anting Asma’ tercabut dari telinganya. Rasa sakit dari tamparan Abu jahal itu terus terasa oleh Asma’ sampai beberapa hari, bahkan dia tidak dapat melupakannya seumur hayatnya.
Asma’ telah memeluk Islam bersama-sama orang yang pertama memeluk Islam. Dia adalah orang yang kedelapan belas dalam urutan orang-orang yang mula-mula memeluk Islam. Usia Asma’ delapan tahun lebih tua dari ‘Aisyah ra. Asma’ telah menikah dengan Zubair bin Awwam ra. Dan darinya mempunyai anak: Abdullah, Urwah, Mundzir, Asim, Muhajir, Khadijah, Ummul Hasan dan ‘Aisyah. Suaminya, Zubair telah syahid dalam pertempuran jamal. Asma’ binti Abu Bakar berkata, ‘Ketika aku menikahi Zubair, dia belum mempunyai rumah, juga tidak mempunyai budak. Dia tidak mempunyai apa-apa di muka bumi ini selain kudanya. Akulah yang biasanya menggembalakan kudanya, memberinya makan, dan merawatnya. Selain itu aku juga yang menggiling bibit kurma, menggembalakan unta, memberinya minum, menambal ember, dan membuat roti. Sebenarnya aku tidak begitu pandai membuat roti, maka tetanggaku orang Anshar yang biasanya membuatkan roti untukku. Mereka adalah wanita-wanita yang ramah.’
Asma’ sering menjujung bibit kurma di kepalanya dari hasil tanah milik Zubair yang telah dihadiahkan oleh Rasulullah SAW kepadanya. Tanah itu jauhnya sekitar 2 mil. Suatu hari, Asma’ sedang membawa bji-biji kurma itu di atas kepalanya, di tengah perjalanan ia bertemu dengan Rasulullah SAW dan sekelompok sahabat ra. Lalu Beliau SAW memanggil Asma’, ‘Ayo! lkutlah!’ mengajaknya agar ikut di belakang beliau. Asma’ merasa malu sekati berjalan bersama para laki-laki. Dan ia teringat akan Zubair dan kecemburuannya. Karena Zubair termasuk orang yang paling pencemburu. Dan ketika Rasulullah SAW melihat bahwa Asma’ malu, lalu beliau pergi. Setelah itu, Asma’ menemui Zubair dan menceritakan kejadian tadi, ‘Tadi Rasulullah SAW bertemu denganku ketika aku sedang menjunjung biji kurma di kepalaku. Ada sekelompok sahabat bersama beliau. Beliau merundukkan untanya supaya aku bisa ikut menunggang unta itu bersama beliau, tetapi aku sangat malu dan aku tahu rasa cemburumu.’ Zubair berkata, ‘Demi Allah, memikirkanmu menjunjung biji kurma adalah lebih berat bagiku daripada kamu berkendaraan bersama beliau.’
Pada suatu ketika Asma’ merasa Zubair berlaku keras terhadapnya. Lalu Asma’ menemui ayahnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq dan mengeluhkan tentangnya. Ayahnya berkata, ‘Putriku, sabarlah! Jika seorang wanita mempunyai suami yang sholeh dan dia meninggal, lalu wanita itu tidak menikah setelah itu, mereka akan dipersatukan kembali di surga.’
Asma’ binti Abu Bakar pernah datang menemui Rasulullah SAW dan berkata, ‘Ya Nabi Allah! Tidak ada apa-apa di rumahku kecuali apa yang dibawakan Zubair untukku. Salahkah bila aku menginfakkan sebagian dari yang dibawakannya itu?’ Beliau menjawab, infakkanlah yang kamu bisa. Jangan menimbun harta, atau Allah akan menahannya darimu.’ Kedermawanannya tidak diragukan lagi. Prinsip hidupnya adalah menyedekahkan apa yang ada, tanpa menyimpannya. la sangat meyakini, bahwa dengan memperbanyak sedekah akan menambah rezeki dan menyelesaikan masalah.
Diriwayatkan bahwa Asma’ binti Abu Bakar jika merasa tidak enak badan, maka dia akan membebaskan semua budak miliknya. Jika ia merasa sakit kepala, maka ia akan meletakkan tangannya di kepalanya, seraya berkata, ‘Tubuhku, dan yang diampuni Allah sudah cukup!’ Asma’ pun sering menasehati putra-putri dan ahli keluarganya, ‘Berinfaklah dan bersedekahlah dan jangan menanti agar uangmu berlebih. Jika engkau mengharapkan uangmu berlebih, engkau tidak akan mendapatkannya. Jika engkau bersedekah, engkau tidak akan menderita kerugian.’
Demikian Islam melekat pada dirinya, sehingga kepada ibu kandungnya pun ia sangat berhati-hati, mengingat ibu kandungnya sendiri belum memeluk Islam. Diriwayatkan bahwa Qutayrah binti Abdul Uzza – yaitu istri Abu Bakar yang telah diceraikan pada zaman jahiliyah karena masih kufur – mengunjungi putrinya Asma’ binti Abu Bakar ra.. Ia membawa kurma, mentega cair dan daun mimosa. Tetapi Asma’ menolak tidak mau menerima pemberiannya itu, bahkan Asma’ telah melarang ibunya itu memasuki rumahnya. Kemudian Asma’ menemui Aisyah ra., “Tanyakanlah kepada Rasulullah SAW." Beliau menjawab, “Sebaiknya kamu izinkan ibumu masuk dan menerima pemberiannya.” Kemudian Allah menurunkan wahyu-Nya,
"Allah tidak melarangmu untuk berbuat baik, dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu karena agama dan tidak pula mengusirmu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarangmu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama, dan mengusirmu dari negerimu, dan membantu orang lain dari mengusirmu. Dan barangsiapa yang menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zhalim."
(Al-Mumtahanah: 8-9)
Ketika usianya bertambah tua, Allah telah memberinya ujian, yaitu kedua belah matanya menjadi buta. Dan kezuhudan dan kecintaannya kepada akherat, telah banyak menjauhkan dirinya dari tipu daya duniawi. Pernah pada suatu ketika, putranya yaitu Mundzir bin Zubair telah datang dari lrak. Dan ia mengirimi Asma’ binti Abu Bakar ra. setelan baju yang terbuat dari kain halus yang sangat lembut. Ketika baju itu sampai, Asma’ menyentuh kain itu dengan tangannya, lalu ia berkata, ‘Hussh!  Kembalikan pakaian ini kepadanya!’ Terlihat Asma’ sangat gusar dengan hadiah itu. Melihat hal ini Mundzir berkata, ‘Wahai lbu, (baju) ini tidak tembus pandang!’ Asma’ menjawab, ‘Jika tidak tembus pandang, ia tembus cahaya.’ Kemudian Mundzir memberikan kepada Asma’ sebuah pakaian biasa dan Asma’ menerimanya. Asma’ berkata, ‘Aku akan memakai pakaian seperti ini.’
Pada suatu ketika, pada masa pemerintahan Bani Umayyah, ketika Asma’ telah berusia 100 tahun dan matanya telah menjadi buta, datanglah Abdullah bin Zubair menemui ibunya Asma’. Abdullah berkata, ‘Wahai ibuku! Orang-orang telah mengecewakanku. Aku tidak mempunyai pendukung, kecuali beberapa orang saja.’ Menanggapi kesedihan anaknya ini, Asma’ memberikan nasehat dan dorongan untuk membangkitkan lagi semangat anaknya, ia berkata,
‘Wahai anakku, engkau tentu lebih tahu tentang dirimu sendiri. jika engkau yakin, bahwa engkau di atas kebenaran, dan kepada kebenaran engkau menyeru orang, maka teruskanlah! Sahabat-sahabatmu juga telah terbunuh di atas kebenaran ini. Jangan engkau jadikan batang lehermu dipermainkan oleh anak-anak bani Umayyah.
Tetapi, jika engkau hanya menginginkan dunia semata, maka seburuk-buruk hamba adalah engkau! Engkau telah membinasakan dirimu sendiri, dan engkau telah membinasakan orang-orang yang telah terbunuh bersama-samamu.
Dan jika engkau berada di atas kebenaran, lalu sahabat-sahabatmu menghadapi kesulitan, apakah engkau akan menjadi lemah?! Demi Allah, ini bukanlah sikap orang-orang yang merdeka dan bukan pula sikap ahli agama. Berapa lama engkau akan tinggal di dunia ini? Mati adalah lebih baik!’
Mendengar nasehat dan dorongan dari Asma’ ini, maka Abdullah bin Zubair merasa tenang dan bersemangat. Lalu ia datang kepada Asma’ dan mencium kepalanya, sambil berkata, ‘Demi Allah, inilah pendapatku! Akan tetapi aku ingin mengambil pikiran darimu, dan kini engkau telah menambahkan kepadaku keteguhan hati di atas keteguhan yang telah ada padaku. lngatlah, wahai ibuku! Anggaplah aku ini sudah mati dari hari ini, dan aku harap engkau tidak terlalu sedih jika mendengar beritaku kelak, dan serahkanlah masalah ini kepada Allah!’ Kemudian Abdullah memberikan kata selamat tinggal kepada ibunya.
Dalam riwayat lain disebutkan, pernah Abdullah mengadu kepada ibunya tentang kebimbangan hatinya. Jika ia mati, tentu mayatnya akan dipotong-potong oleh Al-Hajjaj. Maka Asma’ menentramkannya dengan berkata, ‘Apakah orang yang sudah mati, akan merasakan siksa atau aniaya, yang dibuat oleh orang yang hidup? Tentu tidak bukan?!’
Ketika Abdullah telah terbunuh di tangan Al-Hajjaj, Hajjaj telah meletakkan mayatnya tersalib di atas batu. Dan dia bersumpah tidak akan menurunkannya dari atas salib itu, sehingga ibunya sendiri datang memohon kepadanya untuk menurunkan mayat itu. Akan tetapi, Asma’ sangat enggan untuk menundukan kepalanya kepada Al-Hajjaj. Maka mayat itu terus bergantung di situ, sehingga genap setahun lamanya di atas salib. Dan ketika pada suatu hari Asma’ lewat di situ, ia berkata, ‘Apakah masih belum sampai masanya bagi sang pahlawan ini untuk menapakkan kakinya di atas bumi!’ Mendengar ucapannya tersebut, orang-orang bani Umayyah telah menganggap kata-kata Asma’ itu sebagai permintaan belas kasihan kepada anaknya, maka mereka pun menurunkannya dari atas salib.
Al-Hajjaj pernah datang kepada Asma’ dengan penuh keangkuhan dan berkata kepadanya, ‘Apa pendapatmu tentang apa yang telah kulakukan terhadap anakmu?’ Asma’ menjawab dengan tegas, ‘Aku telah membinasakan dunianya, ketika dia telah berhasil membinasakan akhiratmu.’ Sebelumnya Asma’ telah berdoa, ‘Ya Allah! Janganlah Engkau ambil nyawaku sebelum mataku merasa bahagia dengan mayat anakku!’ Dan seminggu setelah mayat Abdullah diturunkan dari salib itu, barulah Asma’ meninggal dunia.
Diriwayatkan bahwa Asma’ binti Abu Bakar ra. juga termasuk golongan wanita-wanita pemberani. Dia selalu menyimpan sebuah belati di bawah bantalnya untuk melawan para pencuri yang merajalela di Madinah. Keberanian Asma’ bukan sekedar itu, bahkan ia berani berkata hak di hadapan seorang penguasa walaupun terasa pahit. la pernah pergi menemui Hajjaj dalam keadaan buta. Dia bertanya, ‘Di mana Hajjaj?’ Mereka menjawab, ‘la tidak di sini.’ Dia berkata, ‘Katakanlah kepadanya bahwa aku mendengar Rasulullah SAW berkata, ‘Ada dua orang laki-laki di Thaif: Yang seorang adalah pendusta dan yang seorang lagi adalah perusak.’ Yang dimaksud perusak adalah Hajjaj itu sendiri. Ketika pesan itu disampaikan kepada Hajjaj, Hajjaj berbalik mengunjungi Asma’ binti Abu Bakar ra. dan berkata kepadanya, ‘Putramu telah menumpang di rumah ini dan Allah telah membuatnya merasakan siksaan yang pedih yang telah dilakukan atasnya.’ Asma’ menjawab, ‘Engkau berdusta. Dia berbakti kepada kedua orang tuanya, berpuasa dan shalat, tetapi demi Allah, Rasulullah SAW memberitahu kami bahwa seorang pendusta akan muncul dari Tsaqif, yang satu lebih buruk dari yang pertama, yaitu ia seorang perusak.’ Asma’ binti Abu Bakar ra. mewasiatkan sebelum wafatnya, ‘Jika aku meninggal dunia, mandikanlah aku dan kafanilah, serta berilah wewangian, tetapi jangan tinggalkan parfum di kain kafanku dan jangan mengikutiku dengan api.’ Asma’ binti Abu Bakar ra. meninggal dunia beberapa malam setelah putranya Abdullah bin Zubair diturunkan dari salib. Abdullah bin Zubair telah terbunuh pada hari Selasa, 17 jumadil-Ula tahun 73 Hijriyah.
Selengkapnya »»  

Kamis, 15 September 2011

5 Dosa Wanita Di Facebook



1. Membuat profil palsu untuk menguntit mantan pacar
Hal satu ini mungkin  tampak sedikit ekstrem. Tapi, banyak wanita sengaja membuat profil palsu untuk bisa memantau mantan pacar tanpa diketahui pasangannya. Daripada menelepon atau mengirimkan sms, sekadar menulis "Apa kabar?" di wall Facebook, cara ini memang lebih aman.
2. Memanipulasi penampilan
Menurut pria, tidak sedikit wanita yang sering memasang foto di Facebook untuk menampilkan citra diri yang tidak sesuai realitas. Dalam foto-foto mungkin ingin terlihat lebih seksi dan berani atau sebaliknya, dan berlawanan dengan kenyataan. Hati-hati, hal ini bisa menjadi bumerang buat wanita.
3. Menulis status berlebihan dan provokatif
Status di Facebook bisa dibaca siapa saja dan banyak wanita yang mengggunakannya untuk tujuan provokasi atau pamer. Bagi pria, hal yang paling menyebalkan adalah "curhat", soal kehidupan pribadi di status. Menurut pria, lebih baik berbicara langsung daripada mengumbarnya di Facebook, karena kesannya seperti mengharap belas kasihan. Selain itu, pamer soal kelebihan atau tempat yang didatangi dan langsung memasangnya di status.
4. Memasang foto ambigu
Status sudah berhubungan dengan seseorang, tetapi dalam beberapa foto terlihat mesra dengan pria lain. Hal ini seperti ingin "membakar" rasa cemburu pasangan dengan cara kekanakan. Foto ambigu itu juga menurut pria, sengaja untuk membuat orang lain mempertanyakan hubungannya, dan memberikan perhatian padanya.
5. Status hubungan palsu
Beberapa wanita lajang banyak memasang status hubungan dengan "in a relationship". Hal ini dilakukan untuk menghindari reaksi "kasihan" orang atas statusnya yang masih lajang. Hal ini menurut pria, sangat tidak masuk akal, karena justru status tersebut menghambatnya mendapat pasangan.


(sumber: blognyajose.blogspot.com)
Selengkapnya »»